Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa kalender sering kali menjadi media untuk menampilkan galeri foto? Baik itu foto sekolah, perusahaan, atau tempat usaha? Jika belum, mari kita pelajari bagaimana psikologi manusia dimainkan secara cerdas melalui kalender.

Mari mulai dengan psikologi pertama:
"Manusia selalu butuh informasi."
Ketika seorang anak berusia 2 tahun, otaknya mulai aktif mencari informasi, mengolahnya, dan mengeluarkannya. Contohnya, bayi mulai menirukan suara yang mereka dengar.

Lalu, apa kaitannya dengan foto pada kalender?
Sebagian dari Anda mungkin sudah memiliki gambaran, tapi masih ragu. Mari lanjut ke psikologi kedua:
"Untuk bertahan hidup, otak manusia mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan."
Misalnya, ketika Anda sedang belajar, lalu mendengar teriakan "Maling!", fokus Anda langsung teralih ke suara tersebut. Kepekaan ini bisa menjadi gangguan jika tidak dikelola dengan baik. Contoh sederhana adalah konsumsi TikTok yang berlebihan dan berdampak negatif.

Kaitannya dengan foto pada kalender?
Bayangkan Anda adalah pekerja sibuk yang bertanya-tanya, "Libur masih lama nggak, ya?" Anda pun menoleh ke kalender di dinding, yang memuat foto teman-teman SMA Anda. Bukannya fokus pada tanggal, perhatian Anda teralihkan ke foto tersebut. Anda merasa rindu, lalu membuka ponsel dan menghubungi teman-teman lama Anda.

Hal ini menunjukkan bahwa foto pada kalender tidak hanya memberikan informasi tetapi juga menarik perhatian.

Bagaimana menerapkannya pada bisnis?
Misalnya, Anda adalah pengusaha mie ayam pedas dan membagikan kalender kepada pelanggan. Kalender tersebut tidak hanya menampilkan informasi, tetapi juga memuat foto yang relevan dengan bisnis Anda, seperti mie ayam yang menggoda. Setiap kali pelanggan melihat kalender tersebut, mereka akan teringat pada mie ayam Anda.

Jika Anda ingin memanfaatkan teknik pemasaran berbasis psikologi seperti ini, silakan konsultasikan dengan tim Rejeki Cetak. Semoga sukses!